Menghidupkan Syiar Umroh Inspirasi Jaringan KeAgenan Umroh
Minggu, 2 Agustus 2025, menjadi hari yang penuh makna. Seusai mengantarkan keberangkatan jamaah umrah King Salman Travel Kloter 16 di Bandara Juanda Terminal 2, saya sengaja mengalokasikan sisa waktu di hari itu untuk sesuatu yang saya yakini sebagai bentuk kebermanfaatan dan kinerja efektif: bersilaturahmi dan berdiskusi dengan Bapak Agus Yulianto Santoso di kediaman beliau, Puri Sejahtera, Sukodono, Sidoarjo.
Pertemuan ini mengalir hangat. Kami membahas tuntas bagaimana tantangan dan peluang syiar umrah di Jawa Timur, khususnya jika dijalankan dengan metode offline seperti masa-masa sebelum era media sosial. Saya teringat kembali, di zaman dulu seorang sales sejati di dunia syiar umroh bukan hanya menunggu, tetapi mendatangkan dan mendatangi prospek—menyentuh hati calon jamaah dengan niat ibadah, bukan sekadar materi promosi.
Refleksi ini menyentuh pengalaman pribadi saya. Saya pernah mengalami masa-masa sebagai sales tanpa dukungan iklan media online. Bahkan saya pernah memimpin tim sales canvassing produk sandal dan sepatu secara langsung dari pintu ke pintu. Tidak ada iklan viral, tidak ada sponsor post. Yang ada hanyalah mental baja, komunikasi yang hangat, dan mutu pelayanan yang jujur.
Menghidupkan Syiar Umroh Inspirasi Jaringan KeAgenenan Umroh
Kini zaman telah berubah. Teknologi dan media sosial memang menjadi peluang besar, tetapi juga jebakan biaya jika tidak digunakan dengan cermat. Kami menyepakati bahwa kunci utama bukan hanya iklan, melainkan jaringan. Jaringan inilah jawaban yang pernah terbukti menjadi kekuatan—bahkan hingga mendatangkan booming di masa travel inisial AR yang hingga kini tetap tak tergoyahkan.
Saya sendiri mengingat perjalanan sukses saya beberapa tahun lalu di dunia bisnis jaringan seperti Uffo, 3A, dan Charity Sixty. Di situlah saya belajar bahwa membangun jaringan bukan sekadar mencari orang, tetapi membangun kepercayaan, kesadaran, dan semangat kebersamaan.
Bapak Agus Yulianto Santoso pun bukan sekadar pelaku di industri ini. Beliau adalah penggerak sejati jaringan travel AR, yang kiprahnya beberapa kali disorot televisi lokal. Kesederhanaan beliau justru menjadi keteladanan, dan saya merasa perlu banyak belajar darinya.
Alhamdulillah, kunjungan ini bukan hanya menambah ilmu. Bapak Agus dengan penuh keikhlasan bahkan menyatakan kesiapan beliau untuk mendedikasikan diri sepenuhnya mendukung program syiar umrah 7 free 1 yang saya rancang. Namun lebih dari itu, beliau berpesan dengan semangat:
“Jangan hanya berpikir mencari 7 orang, tetapi cerahkanlah banyak orang!”
Sebuah nasihat yang meneguhkan hati saya: syiar bukan sekadar angka, tetapi tentang menebar cahaya hidayah dan memudahkan umat meraih kesempatan beribadah ke Tanah Suci.
Hari itu saya pulang dengan keyakinan baru: bahwa melalui kolaborasi, semangat jaringan, dan keikhlasan, insyaAllah syiar umrah akan lebih berdampak dan membawa banyak orang mendekat pada panggilan suci-Nya.
Pesannya ialah, jangan terbelakang oleh zaman, ikuti masa nya, iklan dan ber medsos tanpa mengabaikan kapasitas seorang sales karena sales itu menjual apa yang ada bukan kuli konten tetapi bentuk tim kreatif thematik, tawarkan yang ada sebagai solusi penjualan terbaik.
#tegarsyiar