UMROH & HAJI

BERITA EDUKASI UNTUK SOLUSI

Pentingnya Konsumen Loyal dalam Industri Travel Umroh



Pentingnya Konsumen Loyal dalam Industri Travel Umroh

1. Pendahuluan

Industri travel umroh merupakan salah satu sektor jasa yang sangat mengandalkan kepercayaan konsumen. Dalam persaingan yang semakin ketat dan kondisi pasar yang dinamis, keberadaan konsumen loyal menjadi faktor penting dalam menjaga keberlangsungan dan pertumbuhan usaha. Konsumen yang loyal tidak hanya memberikan keuntungan dari sisi transaksi berulang, tetapi juga berperan sebagai agen promosi yang efektif melalui rekomendasi kepada orang lain.

2. Prinsip Pareto dan Loyalitas Konsumen

Salah satu konsep yang banyak digunakan dalam dunia bisnis untuk memahami pentingnya pelanggan setia adalah Prinsip Pareto atau dikenal juga sebagai aturan 80/20. Prinsip ini menyatakan bahwa sekitar 80% dari pendapatan sebuah bisnis berasal dari 20% pelanggan inti. Dalam konteks travel umroh, pelanggan inti ini adalah mereka yang sudah beberapa kali menggunakan jasa kita, merasa puas, dan dengan sukarela merekomendasikan ke teman, keluarga, atau komunitas.

Artinya, kehilangan kelompok kecil pelanggan ini bisa berdampak besar terhadap penurunan omzet secara keseluruhan.

3. Mengapa Konsumen Loyal Sangat Penting?

Konsumen loyal memiliki beberapa peran penting bagi kelangsungan bisnis travel umroh, antara lain:

Bertransaksi secara berulang di musim umroh atau haji kecil berikutnya.

Memberikan testimoni positif yang berpengaruh pada reputasi.

Lebih toleran terhadap perubahan harga atau kondisi darurat.

Menurunkan biaya promosi, karena pemasaran dari mulut ke mulut jauh lebih efektif dan terpercaya.

4. Apa yang Membuat Konsumen Menjadi Loyal?

Loyalitas konsumen terbentuk bukan karena satu pengalaman baik saja, melainkan dari konsistensi pelayanan dan hubungan emosional yang terbangun selama proses ibadah. Beberapa hal yang dapat mendorong loyalitas antara lain:

Layanan yang sesuai janji, misalnya fasilitas hotel, jadwal keberangkatan, dan makanan sesuai brosur.

Pendekatan personal dan empatik, seperti menyapa jamaah dengan nama, memperhatikan kondisi kesehatan, atau menyediakan pembimbing spiritual yang ramah.

Komunikasi yang baik sebelum, selama, dan setelah perjalanan, seperti follow-up setelah umroh dan pemberian kenang-kenangan.

Reputasi terpercaya, misalnya tidak ada kasus penipuan, dana amanah, dan legalitas resmi.

5. Apa yang Menyebabkan Konsumen Tidak Loyal?

Sebaliknya, ada beberapa hal yang dapat menyebabkan pelanggan tidak kembali atau bahkan menyebarkan pengalaman negatif, seperti:

Ketidaksesuaian antara promosi dan kenyataan, misalnya hotel yang dijanjikan bintang 4 ternyata kelas melati.

Kurangnya pelayanan spiritual, menjadikan umroh terasa seperti wisata biasa, tanpa nilai ibadah yang mendalam.

Komunikasi yang buruk, seperti tidak adanya informasi yang jelas saat terjadi perubahan jadwal.

Pelayanan yang tidak ramah atau tidak profesional, misalnya petugas yang tidak responsif terhadap keluhan.

6. Dampaknya bagi Bisnis

Jika pelanggan loyal tidak dijaga dengan baik dan akhirnya beralih ke kompetitor, maka bisnis akan menghadapi risiko kehilangan sebagian besar pendapatan. Ini sejalan dengan Prinsip Pareto: kehilangan 20% pelanggan inti bisa menyebabkan hilangnya hingga 80% pemasukan.

Selain itu, mencari pelanggan baru tidak semudah mempertahankan pelanggan lama. Dibutuhkan lebih banyak biaya promosi, waktu, dan tenaga untuk meyakinkan konsumen baru agar percaya dan mau mencoba jasa kita.

7. Kesimpulan

Dalam industri travel umroh, membangun loyalitas konsumen harus menjadi strategi utama. Ini bisa dilakukan dengan menjaga kualitas layanan, membangun kedekatan emosional dan spiritual, serta memastikan pengalaman ibadah yang khusyuk dan nyaman. Konsumen loyal bukan hanya pembeli, tapi juga duta yang akan membawa nama baik perusahaan ke jaringan yang lebih luas.



Share:

Riwayat RA Kartini Sebelum dan Sesudah Hijrah dalam Pemikiran Islam


Riwayat RA Kartini Sebelum dan Sesudah Hijrah dalam Pemikiran Islam

Sebelum Hijrah: Kartini dan Dunia yang Membelenggu

RA Kartini lahir pada 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah, dalam keluarga bangsawan Jawa. Sebagai seorang priyayi, Kartini memiliki hak istimewa untuk mengenyam pendidikan Belanda hingga usia 12 tahun. Namun setelah itu, ia harus menjalani tradisi pingitan, di mana seorang gadis bangsawan tidak diizinkan keluar rumah hingga dinikahkan.

Situasi ini sangat memukul jiwa dan pikirannya. Kartini merasa terkekang—bukan hanya secara fisik, tetapi juga secara intelektual dan emosional. Ia mulai menulis surat-surat kepada sahabatnya di Belanda, seperti Rosa Abendanon dan Estelle Zeehandelaar. Dalam surat-surat tersebut, tergambar jelas keresahan dan kritik tajamnya terhadap ketimpangan sosial, khususnya perlakuan terhadap perempuan pribumi.

Kartini saat itu juga merasa kecewa terhadap ajaran agama yang ia pahami secara terbatas. Ia pernah menulis, “Agama sering digunakan untuk menghalangi perempuan memperoleh pendidikan dan kebebasan.” Namun, pernyataan ini muncul karena keterbatasan akses Kartini terhadap pemahaman Islam yang utuh. Ia hanya menerima Islam melalui tafsir lisan yang dibatasi oleh budaya kolonial dan adat.

Pemikiran Kartini pada fase ini sangat dipengaruhi oleh rasionalisme Eropa, terutama gagasan kesetaraan dan kebebasan individu. Namun, di balik pemikirannya yang modern, tersimpan kegelisahan spiritual yang terus tumbuh.

Setelah Hijrah: Kartini dan Cahaya Islam yang Mencerahkan

Titik balik spiritual Kartini dimulai ketika ia berinteraksi dengan KH Soleh Darat, ulama besar dari Semarang yang juga guru dari Hadratussyaikh KH Hasyim Asy’ari. KH Soleh Darat menghadiahkan tafsir Al-Qur’an berbahasa Jawa kepada Kartini, karena ia tahu bahwa Kartini sangat ingin memahami isi Al-Qur’an secara langsung.

Salah satu tafsir yang sangat membekas bagi Kartini adalah penjelasan tentang Surat Al-Baqarah ayat 257, yang berbunyi:

"Allah Pelindung orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan menuju cahaya…"

Ayat ini menyentuh relung hati Kartini. Ia mulai memahami bahwa Islam bukan sekadar ritual atau tradisi, tapi cahaya yang membebaskan manusia dari belenggu kebodohan, penindasan, dan ketidakadilan.

Sejak saat itu, Kartini mengalami hijrah pemikiran. Ia tidak lagi melihat Islam dari kacamata kolonial, melainkan dari nilai-nilai aslinya: ilmu pengetahuan, keadilan, penghargaan terhadap perempuan, dan kasih sayang. Ia menulis bahwa perempuan harus berilmu karena ia adalah pendidik pertama bagi anak-anaknya, dan bahwa Islam memuliakan perempuan sebagai pilar peradaban.

Kartini juga mengubah pendekatan perjuangannya. Dari semula hanya ingin kebebasan lahiriah, menjadi lebih dalam: membangun perempuan yang kuat secara ruhani, cerdas dalam berpikir, dan berakhlak mulia.

Makna Hijrah Kartini bagi Perempuan Masa Kini

Hijrah Kartini bukan hanya sejarah pribadi, tapi cermin bagi perempuan zaman ini. Bahwa menjadi muslimah yang kuat tidak harus meninggalkan nilai-nilai keislaman. Justru dengan pemahaman Islam yang benar, perempuan akan menemukan jati dirinya—berdaya, terhormat, dan berkualitas.

Hijrah Kartini menunjukkan bahwa proses pencarian kebenaran adalah bagian dari fitrah manusia. Dan saat seseorang menemukan cahaya keimanan, seluruh cara pandangnya akan berubah, menjadi lebih bijak dan utuh.

Share:

Umroh Rekonstruksi Diri: Jalan Pulang Menuju Ketenteraman Hati

Rekonstruksi Diri: Jalan Pulang Menuju Ketenteraman Hati

Ada saatnya kita merasa terhempas ke dasar—hancur, terkoyak oleh deru kehidupan. 😭Di sisi lain, ada yang terbuai oleh gemerlap dunia—pujian, jabatan, harta, atau kekuasaan—hingga lupa pada hakikat diri. 🤓

Kedua ujian itu—jatuh atau melejit—kerap menjadi titik balik. Namun, mengapa harus menunggu hantaman keras sebelum bangkit? Rekonstruksi diri sejatinya bukan sekadar menambal luka, melainkan proses kesadaran yang rutin. Tanpa perlu “ditampar” realita, mari kita lakukan muhasabah:  Seberapa tenang hatiku hari ini?

Ketika gelisah atau marah datang, seberapa cepat aku kembali lapang?  Ketenteraman hati adalah kompas spiritual. Jika sering cemas, marah, atau gelisah, itu tanda ada yang tak selaras di dalam. Di sinilah energi spiritual berperan—dan salah satu sumbernya adalah berkah Al‑Haramain, Mekkah dan Madinah. "Di tanah suci, air mata sering mengalir tanpa sebab, hati terasa ringan, dan harapan baru mendesak memancar.”

Rekonstruksi diri berarti menyusun ulang hidup dengan visi yang lebih jernih. Bila kamu sudah mencapai titik balik, lakukan sekarang. Bila belum, jangan tunggu—mulailah hari ini dengan:

1. Kesadaran: Sadari setiap gelombang emosi.

2. Kejujuran: Akui kelebihan dan kekurangan tanpa malu.

3. Ketentraman: Jadikan damai hati sebagai tujuan utama.

Amalan Ihram mengajarkan kita menanggalkan identitas ilusif—ego, status, dan ambisi semata—lalu, dalam kesederhanaan kain putih, lahirlah diri sejati. Tunduklah pada anugerah kain Ihram sebelum kita menemui kain kafan. 🚶🏿🚶🏿🚶🏿

Manasik Qolbu lahir dari keprihatinan akan umroh yang terkadang kehilangan makna spiritual. Ini bukan sekadar ritual, melainkan ziarah jiwa. Dengan ihrom sebagai gerbang meniadakan “diri semu”, kita membuka ruang bagi diri sejati yang lepas dari kerikil dunia. ✍🏼🕋🙏🏼 Pertanyaan hidup yang selalu melekat:  “Akankah aku tunduk hanya ketika kehilangan orang terdekat, ataukah aku rela tunduk sejak hari ini—meski dipuja di puncak kesuksesan?” Pilihan itu mencerminkan dinamika kehidupan hamba yang masih berjalan. Sederhanakan hidupmu:  Anggaplah setiap keberhasilan sebagai anugerah Allah, syukuri.  Bila rencana tak tercapai, terimalah dengan lapang, karena di baliknya tersimpan rencanaNya yang lebih baik.

Inilah inspirasi Sa’i: langkah demi langkah penuh syukur, walau menapaki lembah dinamika kehidupan sekalipun. Lafalkan, “Alhamdulillah… terima kasih…” Rasakan kedamaian yang menyapa hati. Alhamdulillah ‘ala kulli hâl—bersyukur dalam segala keadaan adalah amalan ajaib yang mampu menenangkan qalbu. Cobalah, dan biarkan ketenteraman itu menjadi nafas baru dalam perjalanan hidupmu.

Segera hadir : UMROH QOLBU 1# Perjalanan Menuju Ketenangan Hati

Share:

Saudara-saudaraku yang baru kembali dari haribaan Ka'bah yang mulia,

Saudara-saudaraku yang baru kembali dari haribaan Ka'bah yang mulia, dari jejak langkah Rasulullah SAW di bumi para Nabi...

Tahukah kalian, debu-debu tanah suci yang masih melekat di pakaian kalian bukanlah sekadar kotoran biasa. Ia adalah saksi bisu akan rintihan doa di Arafah, linangan air mata di Muzdalifah, dan getaran hati di Masjidil Haram. Ia adalah amanah agung yang kini kalian bawa kembali ke tanah air tercinta.

Para ulama, pewaris risalah kenabian, dengan mata yang berbinar namun penuh haru, menatap wajah-wajah kalian. Mereka melihat pancaran nurani yang sempat tersentuh kemuliaan Baitullah. Namun, di balik kebahagiaan itu, tersembunyi sebuah pesan mendalam, sebuah wasiat yang terukir dalam setiap helaan napas mereka.

"Wahai hamba-hamba Allah yang telah Allah muliakan dengan ziarah ke rumah-Nya," seru seorang alim dengan suara lembut namun sarat makna. "Ketahuilah, perjalanan suci ini bukanlah akhir dari segalanya, melainkan sebuah permulaan yang agung."

Beliau mengutip firman Allah SWT dalam Surah Al-Ankabut [29]: Ayat 45:

"Bacalah Kitab (Al-Qur'an) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan laksanakanlah salat. Sesungguhnya salat itu mencegah dari (perbuatan) keji dan mungkar. Dan (ketahuilah) sungguh, mengingat Allah (melalui salat) itu lebih besar (keutamaannya). Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan."   

"Salat yang kalian tegakkan di tanah haram, dengan kekhusyukan yang mungkin belum pernah kalian rasakan sebelumnya, janganlah luntur sekembalinya kalian. Jadikanlah ia benteng kokoh yang menghalangi kalian dari perbuatan keji dan mungkar di bumi pertiwi ini."

Ulama lain dengan suara bergetar menambahkan, "Saudara-saudaraku, sentuhan Ka'bah telah membersihkan lahir dan batin kalian. Jangan kotori kembali kesucian itu dengan lisan yang penuh dusta dan ghibah, dengan tangan yang gemar berbuat aniaya, dan dengan hati yang dipenuhi prasangka buruk."

Beliau mengutip sabda Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim dari Abu Hurairah RA:

"Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaklah ia berkata baik atau diam."

"Ingatlah, setiap perkataan dan perbuatan kalian akan dipertanggungjawabkan di hadapan Allah. Jadikanlah lisan dan perbuatan kalian cerminan akhlak mulia yang telah kalian saksikan di tanah suci."

Seorang syaikh yang tampak bijaksana menimpali dengan nada penuh harap, "Wahai para duyufurrahman (tamu-tamu Allah), ibadah umroh adalah madrasah kehidupan. Kalian telah belajar tentang kesabaran dalam antrean thawaf, tentang persaudaraan dalam wukuf di Arafah, dan tentang kerendahan hati di hadapan kebesaran Allah. Jangan tinggalkan pelajaran berharga ini di tanah suci."

Beliau merujuk pada firman Allah SWT dalam Surah Al-Hujurat [49]: Ayat 10:

"Sesungguhnya orang-orang mukmin itu bersaudara, maka damaikanlah antara kedua saudaramu (yang berselisih) dan bertakwalah kepada Allah agar kamu mendapat rahmat."   

 "Tunjukkanlah ukhuwah Islamiyah yang telah kalian rasakan di antara jutaan muslim dari berbagai penjuru dunia. Rangkullah saudara-saudara kalian di tanah air dengan kasih sayang dan persaudaraan sejati."

Di akhir nasihat, seorang ulama sepuh dengan air mata yang menetes perlahan berpesan, "Anak-anakku, kembalinya kalian dari tanah suci adalah ujian yang sesungguhnya. Apakah kalian mampu menjaga semangat ibadah yang membara di sana? Apakah kalian mampu mengamalkan nilai-nilai luhur yang telah kalian serap? Jangan biarkan kerinduan pada Ka'bah hanya menjadi kenangan indah semata, namun jadikanlah ia motivasi abadi untuk terus mendekatkan diri kepada Allah hingga akhir hayat."

Beliau mengutip hadis Rasulullah SAW yang diriwayatkan oleh Imam Muslim dari Abu Hurairah RA:

 "Islam itu dimulai sebagai sesuatu yang asing, dan akan kembali menjadi sesuatu yang asing, maka berbahagialah orang-orang yang asing (karena tetap teguh dengan ajaran Islam)."

"Jadilah bagian dari golongan yang asing itu, yang tetap teguh dalam keimanan dan ketaatan meskipun tantangan duniawi menghadang. Jadikanlah umroh sebagai titik balik kehidupan, menuju ridha Allah yang abadi."

Suasana menjadi hening, menyisakan getaran emosi yang mendalam di hati setiap jamaah. Nasihat para ulama bagaikan oase di tengah gurun kehidupan, mengingatkan akan tujuan hakiki dan tanggung jawab besar setelah meraih kemuliaan di tanah suci. Air mata haru menjadi saksi bisu akan janji untuk menjadi hamba Allah yang lebih baik, untuk menjaga amanah umroh hingga akhir hayat.

#Nasehat Rosyaifah

Share:

Visa Sudah Terbit, 100.000 Jemaah Haji Mulai Diberangkatkan 2 Mei 2025

 

Kementerian Agama (Kemenag) menyampaikan bahwa sebanyak 100.000 visa dari total 203.320 jemaah haji reguler telah diterbitkan. Jemaah haji akan masuk ke asrama pada 1 Mei 2025, dan mulai diberangkatkan ke Tanah Suci pada 2 Mei 2025.

"Insya Allah, pada 1 Mei jemaah sudah siap masuk ke asrama haji, dan pada 2 Mei akan mulai diberangkatkan ke Tanah Suci," ungkap Direktur Jenderal Penyelenggaraan Haji dan Umrah (PHU) Kemenag, Hilman Latief dikutip dari siaran pers, Minggu (20/4/2025).

 

Dia mengatakan seluruh proses persiapan keberangkatan ke Tanah Suci berjalan lancar. Hilman juga mengapresiasi kondisi kesehatan jemaah haji Indonesia yang terjaga dengan baik menjelang keberangkatan.

Hilman mengungkapkan jumlah calon jemaah haji reguler yang telah melunasi biaya haji mencapai 208.000 orang. Angka ini menunjukkan surplus 5.000 jemaah.

"Alhamdulillah, meskipun sebelumnya kita sempat khawatir terkait pelunasan biaya haji yang belum selesai, saat ini jamaah haji reguler bahkan sudah surplus lebih dari 5.000 orang. Jamaah haji khusus juga sudah menyelesaikan pelunasan. Dari jemaah yang melunasi itu, juga sudah dinyatakan istitha'ah oleh Kementerian Kesehatan," jelas Hilman.

Selain itu, Hilman melaporkan bahwa proses penerbitan visa bagi jemaah haji terus dipercepat. Dengan berbagai persiapan yang terus dimatangkan, diharapkan keberangkatan jemaah haji Indonesia ke Tanah Suci dapat berjalan dengan lancar dan khusyuk.

"Tujuan utama manasik haji nasional adalah untuk membangun kesadaran akan pentingnya pemahaman syariat Islam serta mendorong kemandirian jemaah dalam melaksanakan ibadah haji. Kemandirian ini merupakan bagian dari program ketahanan jemaah haji Indonesia," tutur Hilman.

Fokus terhadap kesehatan paru

Sementara itu, menjelang keberangkatan ibadah Haji 2025, para calon jemaah Haji diimbau untuk lebih memperhatikan kesehatan paru mereka.

Sebab, infeksi saluran pernapasan seperti ISPA dan pneumonia masih menjadi masalah kesehatan utama yang banyak dialami jemaah Haji dan Umroh dari berbagai negara, termasuk Indonesia.

Dalam Workshop Pelatihan Tenaga Dokter Haji Khusus yang digelar oleh Perhimpunan Kedokteran Haji Indonesia (Perdokhi) pada 19 April 2025, Prof Tjandra Yoga Aditama menyampaikan bahwa sekitar 90 persen jemaah Haji mengalami gangguan paru dan pernapasan selama menjalankan ibadah di Tanah Suci.

"Infeksi paru, baik berupa ISPA maupun pneumonia, merupakan tantangan besar dalam pelayanan kesehatan Haji. Data ilmiah menunjukkan bahwa sebagian besar jemaah mengalami gangguan ini dalam berbagai tingkat keparahan," ujar Prof Tjandra, yang juga Ketua Majelis Kehormatan Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) dalam keterangan resmi yang diterima Health Liputan6.compada Sabtu, 19 April 2025.

Ada beberapa faktor yang membuat calon jemaah Haji rentan mengalami gangguan paru, antara lain:

• Kepadatan jemaah yang sangat tinggi, memudahkan penularan virus atau bakteri.

• Debu dan polusi udara di lingkungan sekitar tempat ibadah.

• Daya tahan tubuh yang menurun karena aktivitas fisik berlebih dan kelelahan.

Tak hanya ISPA dan pneumonia, jemaah juga perlu mewaspadai infeksi khusus seperti MERS-CoV, penyakit virus yang berasal dari Jazirah Arab dan ditularkan oleh unta berpunuk satu.

Selain itu, penyakit paru tidak menular seperti asma dan PPOK (Penyakit Paru Obstruktif Kronik) juga dapat kambuh selama ibadah Haji jika tidak dikendalikan dengan baik.

"ARDS (Acute Respiratory Distress Syndrome) juga tercatat sebagai salah satu penyebab kematian utama akibat gangguan paru pada jemaah," tutur Prof Tjandra.

Share:

Kemenkes Ungkap Syarat Istitha’ah Kesehatan Terkini yang Harus Dipenuhi Jemaah Haji

Pelaksanaan ibadah haji tahun 2025 M/1446 H semakin dekat. Sebelum dapat menunaikan rukun Islam kelima ini, para calon jemaah haji diwajibkan untuk memenuhi syarat istitha’ah kesehatan sebelum melunasi biaya perjalanan haji (Bipih).

Hal ini sesuai dengan Keputusan Menteri Agama (KMA) Nomor 142 Tahun 2025 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Pengisian Kuota Haji Reguler dan Pelaksanaan Pembayaran Pelunasan Bipih Reguler, yang mewajibkan setiap jemaah memenuhi istitha’ah kesehatan terlebih dahulu sebelum pelunasan.

Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan RI, Liliek Marhaendro Susilo, menjelaskan bahwa terdapat tiga aspek penting dalam istitha’ah kesehatan, sebagaimana tertuang dalam Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) tahun 2018 tentang Istitha’ah Kesehatan Haji. Hal ini disampaikan dalam Pelatihan Tim Kesehatan Haji Kloter (TKHK) dan Petugas Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Bidang Kesehatan Tahun 2025/1446 H, yang digelar secara daring pada Rabu.

Pertama, mampu secara fisik dan mental, artinya jemaah dinyatakan sehat dan sanggup menempuh perjalanan serta melaksanakan rangkaian ibadah haji.

Kedua, memiliki udzur syar’i, yakni kondisi kesehatan yang menghalangi pelaksanaan ibadah haji, sehingga pelaksanaannya dapat ditunda atau dibadalkan (digantikan oleh orang lain).

Ketiga, adanya kewenangan pemerintah (ulil amri) untuk tidak memberikan izin berangkat kepada calon jemaah karena pertimbangan medis dan syar’i.

“Dalam pelaksanaan ibadah haji, diperlukan kondisi fisik dan mental yang prima. Bagi mereka yang telah mendapatkan nomor porsi dan terpanggil untuk berhaji, namun memiliki kondisi kesehatan yang berat atau kronis, seperti penyakit menahun yang melemahkan fisik atau kehamilan, disarankan untuk menunda atau membadalkan hajinya,” ujar Liliek.

Proses pemenuhan syarat istitha’ah kesehatan dilakukan melalui pemeriksaan medis menyeluruh, meliputi pemeriksaan fisik, kognitif, mental, dan kemampuan menjalankan aktivitas harian.

Aturan Standar Kesehatan Arab Saudi

Sementara itu, Pemerintah Kerajaan Arab Saudi juga telah menetapkan ketentuan dan standar kesehatan bagi para jemaah yang hendak memasuki wilayahnya pada Musim Haji 1446 H. Para jemaah diwajibkan bebas dari kondisi medis yang secara signifikan mengurangi kemampuan fisik mereka.

Beberapa kondisi kesehatan yang dinyatakan tidak memenuhi kriteria antara lain:
1. Gagal ginjal yang memerlukan hemodialisis atau dialisis peritoneal.
2. Penyakit jantung dengan gejala saat istirahat atau aktivitas ringan.
3. Penyakit paru kronis dengan kebutuhan oksigen intermiten atau terus-menerus.
4. Sirosis hati dengan tanda gagal fungsi.
5. Gangguan neurologis atau psikologis yang menyebabkan disabilitas motorik berat atau gangguan kognitif.
6. Demensia pada lansia.
7. Kehamilan.
8. Penyakit menular aktif.
9. Kanker yang sedang dalam kemoterapi.

Share:

Hanya Pemegang 5 Jenis Visa Ini yang Boleh Ikut Melaksanakan Ibadah Haji

Konsulat Jenderal RI (KJRI) di Jeddah mengimbau warga negara Indonesia (WNI) yang akan melaksanakan ibadah haji untuk mengikuti penyelenggara resmi dan ketentuan yang ditetapkan pemerintah Arab Saudi.

"Ini untuk memastikan pelaksanaan haji pada 1446 Hijriah/2025 Masehi dapat berjalan lancar, aman, dan nyaman," kata KJRI dalam keterangan resminya pada Selasa (15/04).

KJRI menjelaskan ada enam jenis praktik haji berdasarkan visa. Pertama, haji reguler atau haji khusus, yaitu ibadah haji yang dikelola pemerintah Indonesia berdasarkan kuota resmi Arab Saudi.

Kedua, haji mujamalah atau haji atas undangan khusus dari Kerajaan Arab Saudi. Ini adalah penyelenggaraan haji berdasarkan undangan resmi dari pemerintah Arab Saudi dan seluruh pengelolaannya dilakukan pemerintah Arab Saudi.

Ketiga, haji furoda atau haji dengan undangan pemberian visa dari pemerintah Arab Saudi. Haji furodah merupakan undangan resmi dari pemerintah Arab Saudi dalam bentuk visa haji yang diterbitkan setelah calon jamaah membeli paket haji melalui aplikasi Nusuk. Jenis haji tersebut dikelola oleh penyedia layanan resmi yang ditunjuk Kerajaan Arab Saudi.

Keempat, fasilitas haji dakhili yang diberikan kepada warga lokal, baik penduduk Saudi maupun warga negara asing yang tinggal di sana.

Menurut KJRI, marak terjadi praktik jual-beli fasilitas haji dakhili kepada WNI di luar Arab Saudi. Modusnya, WNI datang ke Saudi beberapa bulan sebelum musim haji, kemudian setelah mendapatkan visa kerja, WNI kembali ke Indonesia dan membeli paket haji melalui aplikasi Nusuk.

Meskipun sah digunakan berhaji, tetapi dalam beberapa kasus, para sponsor pemberi kerja melakukan ingkar janji, sehingga jamaah mengalami kesulitan kembali ke Indonesia.

Jenis haji yang kelima menggunakan visa kerja musiman, yang diberikan pemerintah Saudi untuk menjadi pekerja musiman yang membantu pelaksanaan ibadah haji. Namun, visa ini tidak boleh ditawarkan sebagai paket haji karena tidak sah menurut hukum dan aturan pemerintah Saudi.

Share:

Polisi Makkah Tangkap Pelaku Penipuan Paket Haji Palsu di Media Sosia

Polisi Wilayah Makkah menangkap seorang warga negara Saudi karena mengunggah iklan kampanye haji palsu dan menyesatkan di media sosial. Iklan tersebut mencakup penawaran tempat tinggal dan transportasi bagi para peziarah di tempat-tempat suci dengan maksud menipu mereka. Warga negara tersebut dirujuk ke Kejaksaan Umum setelah mengambil tindakan hukum yang diperlukan terhadapnya.

 

Dilansir dari saudigazette, Keamanan Publik mengimbau warga negara dan ekspatriat untuk mematuhi peraturan dan instruksi haji serta melaporkan pelanggaran apa pun dengan menghubungi nomor 911 di Makkah, Riyadh, dan Provinsi Timur, serta nomor 999 di wilayah lain di seluruh Kerajaan.

Sebelumnya, Kementerian Haji dan Umrah (Kemenhaj) Arab Saudi telah memperingatkan mereka yang ingin melaksanakan haji tahun ini agar tidak berurusan dengan pihak, lembaga hingga entitas perusahaan maupun perorangan yang tidak sah.

Kemenhaj menekankan bahwa informasi atau penawaranapa pun terkait penyelenggaraan ibadah haji yang tersedia melalui saluran tidak resmi menyesatkan dan tidak mewakili Pemerintah  atau otoritas terkait lainnya. Kemenhah mengimbau semua orang untuk bersikap akurat dan menghindari pengaruh iklan palsu atau penawaran haji palsu yang belakangan banyak beredar di Media Sosial.

Kemenhaj menyatakan bahwa jemaah haji harus memperoleh visa haji yang dikeluarkan oleh otoritas terkait di Kerajaan, dan itu berkoordinasi dengan kantor Urusan Haji di 80 negara, atau melalui platform “Nusuk Haji”, yang ditujukan untuk jemaah yang datang dari lebih dari 126 negara. Pemesanan langsung tersedia melalui platform tersebut.

Kemenhaj juga menekankan bahwa "jalur elektronik" di situs web resmi kementerian (https://masar.nusuk.sa) dan aplikasi "Nusuk" adalah saluran yang disetujui untuk pemesanan paket bagi jamaah haji domestik, termasuk warga negara dan ekspatriat.

Share:

6 Tempat Berburu Oleh-oleh Haji Umrah yang Murah di Sekitar Masjidil Haram

 

Masjidil Haram di Mekkah adalah salah satu tempat suci yang paling penting bagi umat Muslim, dan menjadi tujuan utama bagi para jemaah haji dan umrah. Selain beribadah, banyak jemaah yang juga mencari oleh-oleh khas Arab untuk dibawa pulang sebagai kenang-kenangan. Bagi mereka yang ingin berbelanja tanpa menguras kantong, terdapat beberapa tempat di sekitar Masjidil Haram yang menawarkan berbagai barang dengan harga yang lebih terjangkau. Berikut ini adalah beberapa tempat berburu oleh-oleh murah di sekitar Masjidil Haram.

1. Pasar Al-Azizia

Pasar Al-Azizia adalah salah satu pasar tradisional yang terletak tidak jauh dari Masjidil Haram. Pasar ini terkenal dengan harga barang-barangnya yang lebih murah dibandingkan dengan pusat perbelanjaan lain di Mekkah. Di pasar ini, Anda bisa menemukan berbagai jenis oleh-oleh, mulai dari pakaian khas Arab, kerajinan tangan, tas, hingga parfum. Tawar-menawar adalah hal yang biasa di sini, jadi pastikan Anda pintar dalam menegosiasikan harga untuk mendapatkan harga terbaik.

2. Pasar Souq Al-Mukayyam

Souq Al-Mukayyam adalah pasar lain yang bisa dijadikan tempat berburu oleh-oleh. Pasar ini menawarkan berbagai macam barang dengan harga yang lebih bersaing. Anda bisa membeli kurma, cokelat khas Timur Tengah, hingga baju tradisional seperti thobe dan abaya. Barang-barang yang dijual di Souq Al-Mukayyam cenderung lebih murah daripada yang ada di mall atau toko besar, menjadikannya pilihan yang baik bagi wisatawan dengan anggaran terbatas.

3. Souq Al-Marwa

Terletak dekat dengan pintu masuk Masjidil Haram, Souq Al-Marwa adalah pasar yang menawarkan berbagai oleh-oleh khas Arab. Di sini, Anda bisa membeli rempah-rempah, parfum minyak wangi khas Timur Tengah, serta berbagai kerajinan tangan. Meskipun harga barang di Souq Al-Marwa tidak selalu yang termurah, Anda masih bisa menemukan banyak penawaran menarik jika pintar dalam menawar. Pasar ini cocok untuk mereka yang ingin membeli oleh-oleh dengan kualitas baik namun harga bersahabat.

4. Mekkah Mall

Mekkah Mall mungkin lebih dikenal sebagai pusat perbelanjaan modern yang terletak sekitar 15 menit berkendara dari Masjidil Haram. Meskipun terdapat toko-toko branded di dalamnya, Mekkah Mall juga menawarkan produk-produk lokal dengan harga yang relatif lebih terjangkau jika dibandingkan dengan pusat perbelanjaan mewah lainnya. Anda bisa menemukan berbagai macam produk, mulai dari pernak-pernik rumah tangga, pakaian, hingga makanan khas Arab. Di sini, Anda bisa berbelanja dengan nyaman di lingkungan yang lebih modern namun tetap hemat.

5. Pasar Al-Balad

Pasar Al-Balad merupakan pasar tradisional yang sedikit lebih jauh dari Masjidil Haram, namun sangat populer di kalangan wisatawan. Pasar ini menawarkan berbagai barang dengan harga yang sangat terjangkau, mulai dari rempah-rempah, kain-kain tradisional, hingga barang-barang elektronik. Al-Balad juga dikenal dengan penjualnya yang ramah dan banyak diskon menarik, yang memungkinkan Anda membeli lebih banyak oleh-oleh dengan anggaran yang terbatas.

6. Pasar Kilo 4

Jika Anda mencari oleh-oleh makanan atau barang-barang lokal dengan harga lebih murah, Pasar Kilo 4 bisa menjadi pilihan yang tepat. Pasar ini terletak sekitar 10-15 menit berkendara dari Masjidil Haram dan terkenal sebagai tempat membeli kurma, rempah-rempah, serta berbagai produk khas Mekkah. Di sini, Anda juga dapat menemukan camilan khas Arab seperti baklava dan berbagai jenis kacang-kacangan dengan harga yang lebih terjangkau dibandingkan di toko-toko souvenir dekat Masjidil Haram.

Tips Berbelanja Oleh-Oleh di Mekkah

  • Tawar Harga: Jangan ragu untuk menawar harga. Tawar-menawar adalah bagian dari budaya berbelanja di pasar-pasar di Mekkah, sehingga Anda bisa mendapatkan harga yang lebih murah.

  • Bawa Uang Tunai: Sebagian besar pedagang di pasar tradisional lebih suka menerima pembayaran dengan uang tunai, jadi pastikan Anda membawa cukup uang tunai dalam mata uang Riyal.

  • Cek Kualitas Barang: Pastikan untuk memeriksa kualitas barang yang Anda beli, terutama barang-barang yang lebih bernilai seperti parfum atau perhiasan.

  • Berbelanja Pagi Hari: Jika Anda berbelanja di pagi hari, pasar cenderung lebih sepi, sehingga Anda bisa berbelanja dengan lebih leluasa.

Dengan banyaknya pilihan tempat berbelanja yang menawarkan berbagai macam oleh-oleh, Anda tidak perlu khawatir kehabisan pilihan barang murah dan berkualitas di sekitar Masjidil Haram. Berbelanja sambil menikmati suasana khas kota Mekkah tentu akan menjadi pengalaman yang menyenangkan selama perjalanan ibadah Anda.

Share:

Perluasan Kapasitas Raudhah Kini Bisa Tampung Hingga 52 Ribu Jemaah

Menteri Haji dan Umrah Arab Saudi, Dr. Tawfiq al-Rabiah mengumumkan bahwa kapasitas harian Rawdah Al Sharifah di Masjid al-Nabawi (Masjid Nabi) di Madinah telah ditingkatkan menjadi lebih dari 52.000 jemaah.

Perluasan ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan untuk menampung jumlah jemaah yang terus bertambah dan meningkatkan pengalaman spiritual mereka selama musim haji dan umrah.

Dilansir dari theislamicinformation, Menurut Menteri Taufiq Al Rabiah peningkatan kapasitas dicapai melalui peningkatan infrastruktur, termasuk penambahan 12 pintu masuk baru ke Rawdah Al Sharifah, yang memungkinkan pergerakan jemaah lebih lancar dan aman.

Area tersebut juga telah dilengkapi dengan sistem manajemen keramaian yang canggih, zona berpendingin udara, dan langkah-langkah keamanan yang ditingkatkan untuk memastikan jemaah dapat melaksanakan ibadah mereka dengan nyaman.

“Rawdah Al Sharifah memiliki makna keagamaan yang sangat penting bagi umat Islam, dan perluasan ini mencerminkan komitmen kami untuk menjaga kesuciannya sekaligus memenuhi kebutuhan jutaan pengunjung,” kata Dr. al-Rabiah.

“Peningkatan ini akan mengurangi waktu tunggu dan menyediakan lingkungan yang lebih tenang untuk berdoa dan merenung,” tambah dia.

Masjid Nabawi, salah satu tempat suci umat Islam, menarik jutaan peziarah setiap tahunnya. Proyek perluasan yang dimulai pada tahun 2022 ini juga mencakup pemasangan sistem pengawasan cerdas dan fasilitas tambahan untuk pengunjung lanjut usia dan penyandang disabilitas.

Pihak berwenang telah mendesak para peziarah untuk menggunakan aplikasi “Nusuk” guna mendapatkan informasi terkini tentang kapasitas dan logistik masjid guna menghindari kepadatan.

Dengan dimulainya musim haji 1446/2025, Arab Saudi terus memprioritaskan keselamatan dan kenyamanan para peziarah, memadukan tradisi dengan inovasi modern untuk menegakkan kesucian tempat-tempat suci umat Islam.

Share:

Setiap sudut Masjidil Haram memancarkan ketenangan,

Di antara jutaan manusia, langkah kaki ini terasa ringan, seolah melayang di atas bumi, mendekati Ka'bah yang agung. Setiap sudut Masjidil Haram memancarkan ketenangan, menyentuh relung hati yang paling dalam. Air mata tak terbendung, bukan karena kesedihan, melainkan haru yang membuncah, merasakan betapa dekatnya diri ini dengan Sang Pencipta.

Di Raudhah, taman surga di dunia, doa-doa dipanjatkan, memohon ampunan, petunjuk, dan keberkahan. Setiap sujud, setiap zikir, adalah ungkapan syukur atas kesempatan yang tak ternilai ini. Pulang dari tanah suci, hati ini dipenuhi tekad untuk menjadi pribadi yang lebih baik, meraih kesuksesan yang hakiki, bukan hanya di dunia, tetapi juga di akhirat.

Kenangan indah ini menjadi penyemangat untuk terus berusaha, bekerja keras, dan berbuat baik. Harapan untuk kembali ke tanah suci suatu hari nanti, untuk bersujud di hadapan Ka'bah, selalu membara di dalam hati. Semoga Allah SWT memberikan rezeki yang berkah, sehingga impian untuk kembali ke Baitullah dapat terwujud.

King Salman Syiar Baitulloh
Klik di bawah ini 
Share:


KOMUNITAS BISNIS POSITIF LINKAR BERDAYA SINERGI SUNNATULLOH DAN ENERGI QOLBU

BTemplates.com