UMROH & HAJI

BERITA EDUKASI UNTUK SOLUSI

Apa Maksudnya Istilah Iqomah

 Iqama juga dikenal sebagai "muqeem card" atau "residency permit." Iqama memiliki berbagai persyaratan dan prosedur yang harus dipenuhi oleh warga negara asing yang ingin tinggal dan bekerja di Saudi Arabia. Ini termasuk syarat-syarat pekerjaan, ketersediaan pekerjaan, izin dari sponsor atau majikan, dan lain sebagainya.

Share:

Apa Maksudnya Haji Siyahah

Haji menggunakan Visa Turis yang dikeluarkan secara resmi dari Kedutaan Saudi Arabia dan apabila dipergunakan untuk haji pada musim haji maka tidak disarankan landing pesawat di Jeddah dan Madinah, Bisa di Riyadh

Share:

Keunggulan Haji Domestik

Keunggulan Haji Domestik:

  1. Prosesnya cepat dan serba online
  2. Mendapatkan asuransi jiwa yang di cover pemerintah Arab Saudi
  3. Letak tenda yang strategis dan dekat dengan jalur transportasi para jamaah selama di Arofah, Mina, dan Muzdalifah
  4. Free ticket kereta high speed selama di Arofah, Mina, dan Muzdalifah (7 dzulhijjah – 13 dzulhijjah)
  5. Hidangan makanan selama di Arofah, Mina, dan Muzdalifah full open buffet
  6. Fasilitas tenda Haji Domestik sangat baik, full AC, jumlah toilet sangat banyak dan nyaman
Share:

Haji Domestik Atau Dakhili

Haji Domestik adalah haji dalam negeri Arab Saudi yang mana para pesertanya adalah penduduk asli dan warga negara asing (ekspatriat) yang bermukim di Arab Saudi.

Bagi warga negara asing yang sedang bekerja atau mukim di Arab Saudi, dapat mendaftarkan diri sebagai peserta Haji Domestik dengan membeli Mashaer Haji secara online di website resmi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi atau melalui aplikasi Nusuk.

Setelah mendaftarkan diri sebagai peserta, calon jamaah harus memilih Biro Perjalanan Haji dalam negeri Arab Saudi, yang biasa disebut sebagai Syarikah Likhidmatil Hajj Al-Dakhili (Hamlah).

Adapun ketentuan mengenai tata cara pendaftaran Haji Domestik sebagai berikut :

  1. Berusia minimal 22 tahun dan maksimal 59 tahun
  2. Memiliki Iqamah (Resident Permit) yang masih berlaku dan belum pernah digunakan untuk berhaji dalam 5 tahun terakhir
  3. Membeli Mashaer Haji secara online
  4. Memenuhi syarat kesehatan

Hak peserta Haji Domestik:

  1. Mendapatkan Tasreh Haji
  2. Mendapatkan bimbingan manasik
  3. Mendapatkan pelayanan akomodasi, konsumsi, dan kesehatan
  4. Mendapatkan pelayanan transportasi
  5. Mendapatkan identitas haji
  6. Mendapatkan asuransi jiwa

Kewajiban peserta Haji Domestik :

  1. Mendaftarkan diri ke Biro Perjalanan Haji Arab Saudi atau melalui aplikasi Nusuk
  2. Membayar Mashaer melalui Bank atau ATM Transfer
  3. Memenuhi persyaratan dan mematuhi ketentuan Haji Domestik Arab Saudi
Share:

Tehnoligi E Hajj Dan Implementasinya

E Hajj adalah inovasi teknologi terkini yang telah diperkenalkan oleh pemerintah Saudi Arabia untuk memudahkan para jemaah haji dalam menjalankan ibadah mereka. E Hajj merupakan singkatan dari “electronic Hajj” yang dapat diartikan sebagai Haji berbasis elektronik. Dengan menggunakan teknologi canggih, e Hajj menggabungkan konsep virtual reality dengan aplikasi mobile yang memungkinkan para jemaah haji untuk merasakan pengalaman Haji tanpa harus benar-benar berada di Mekah.

Sebagai negara yang menjadi tuan rumah Haji setiap tahunnya, Saudi Arabia selalu berusaha untuk meningkatkan kualitas pelaksanaan Haji. Salah satu cara yang mereka lakukan adalah dengan memperkenalkan e Hajj. Dengan menggunakan teknologi ini, para jemaah haji dapat mengakses berbagai informasi terkait ibadah Haji, seperti panduan pelaksanaan, lokasi penting, serta tata cara pelaksanaan setiap ritual.

Fungsi e Hajj sangat penting dalam memastikan keselamatan dan kenyamanan para jemaah haji. Dengan menggunakan aplikasi mobile yang terhubung dengan sistem e Hajj, para jemaah dapat melacak posisi mereka dalam kerumunan manusia yang padat di Mekah. Selain itu, aplikasi juga dilengkapi dengan fitur keamanan yang dapat memberikan petunjuk evakuasi dalam situasi darurat. Dengan adanya e Hajj, Saudi Arabia juga dapat memperoleh data real-time tentang keberadaan dan kondisi jemaah haji, sehingga memungkinkan mereka untuk mengambil langkah-langkah preventif jika terjadi masalah atau ancaman keamanan.

Selain fungsi keamanan, e Hajj juga berperan dalam memudahkan para jemaah haji dalam melaksanakan ibadah mereka. Melalui aplikasi mobile, para jemaah dapat mendapatkan informasi terkini tentang jadwal ibadah, lokasi terdekat untuk melaksanakan ritual, serta panduan langkah demi langkah dalam menjalankan setiap rangkaian ibadah haji. Dalam aplikasi ini juga terdapat fitur komunikasi yang memungkinkan para jemaah untuk berinteraksi dengan petugas haji atau melakukan konsultasi dengan ustaz tentang permasalahan yang dihadapi selama pelaksanaan ibadah.

Implementasi eHajj telah membawa perubahan besar dalam pelaksanaan Haji di Saudi Arabia. Dengan teknologi ini, proses administrasi haji dapat dilakukan dengan lebih efisien dan akurat. Misalnya, pendaftaran haji dapat dilakukan secara online melalui aplikasi, sehingga mengurangi risiko adanya kekeliruan data atau kemungkinan terjadinya kesalahan dalam penempatan jemaah haji di kampung haji yang tersedia.

Selain itu, e Hajj juga merambah ke bidang logistik. Saudi Arabia menggunakan teknologi berbasis elektronik untuk mengatur transportasi jemaah haji dari berbagai wilayah ke Mekah. Melalui sistem ini, pemerintah dapat memastikan bahwa semua jemaah haji tiba dengan aman dan tepat waktu. Keberangkatan dan kepulangan jemaah dipantau melalui teknologi GPS, sehingga memungkinkan pemantauan real-time terhadap pergerakan jemaah.

Dalam hal infrastruktur, Saudi Arabia telah menginvestasikan besar-besaran pada teknologi canggih untuk mendukung pelaksanaan e-Hajj. Mereka membangun pusat data yang besar dan memperkuat jaringan komunikasi untuk menjamin akses internet yang cepat dan stabil bagi para jemaah haji. Dengan infrastruktur ini, jemaah dapat mengakses aplikasi e Hajj dengan mudah dan menggunakannya tanpa adanya gangguan.

Meski e Hajj memiliki banyak manfaat dan potensi, tantangan implementasinya juga tidak dapat diabaikan. Salah satu tantangan yang dihadapi adalah kesadaran teknologi yang masih rendah di kalangan jemaah haji, terutama mereka yang sudah lanjut usia. Untuk mengatasi hal ini, pemerintah Saudi Arabia menjalankan program pelatihan dan sosialisasi tentang penggunaan e Hajj kepada para jemaah haji.

Selain itu, faktor keamanan juga menjadi perhatian serius dalam penggunaan teknologi ini. E Hajj memerlukan sistem yang handal dan aman agar data pribadi para jemaah tidak jatuh ke tangan yang salah atau digunakan dengan cara yang tidak terkendali. Oleh karena itu, pemerintah harus terus mengembangkan dan memperkuat keamanan sistem e Hajj.

Dalam kesimpulannya, e-Hajj telah membawa perubahan signifikan dalam pelaksanaan Haji di Saudi Arabia. Fungsi-fungsinya yang mencakup keamanan, kelancaran ibadah, dan efisiensi administrasi telah membantu jemaah haji dalam menjalankan ibadah mereka dengan lebih baik. Meski tantangan dan perbaikan masih ada, e Hajj memberikan potensi yang besar untuk mengambil Haji ke tingkat yang lebih baik dan lebih terukur. Terlepas dari perkembangan teknologi, yang terpenting adalah semangat dan keikhlasan jemaah haji dalam menjalankan ibadah mereka, dan e Hajj dapat menjadi alat yang berguna dalam mendukung mereka melalui perjalanan spiritual mereka di tanah suci Mekah.

Share:

Proses Keberangkatan Haji Domestik

  1. Bio Metrik, Wajib Mengikuti Proses Biometrik VSF Sebelum Visa DIkeluarkan
  2. Umroh & Iqomah, Umroh Sebelum Ramadhan dan Kepengurusan Iqomah di Saudi Arabia
  3. Tasreh Resmi, Tasreh Resmi Akan Dikeluarkan Sebelum Keberangkatan Biasanya Dimulai Bulan Rajab
  4. Manasik Haji, Program Manasek Haji Selama 2 Hari di Jakarta Sebelum Keberangkatan Haji
  5. Keberangkatan Haji DI Bulan Dulqodah Antara Tanggal 17 - 20 Dulqodah Hingga Proses Haji Selesai Selama 25 Hari

Share:

Haji Domestik Saudi Tanpa Antri

 Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi pada tahun ini 2023 sedang membuka pendaftaran untuk jemaah haji domestik yang tinggal di dalam negeri Saudi. Ini merupakan kali pertama pendaftaran haji dibuka lebih awal oleh Kementerian Haji dan Umrah. Pendaftaran haji untuk warga Arab Saudi telah dimulai pada tanggal 5 Januari melalui akun Twitter resmi Kementerian Haji dan Umrah. Jemaah dapat melakukan pendaftaran melalui portal resmi Kementerian Haji dan Umrah atau melalui aplikasi Nusuk.

Apa Itu Haji Domestik. Kenapa Bisa Resmi Dari Saudi?

Haji domestik adalah haji yang dilakukan di dalam negeri Arab Saudi oleh penduduk asli dan warga negara asing yang tinggal di Arab Saudi. Bagi warga negara asing yang bekerja atau tinggal di Arab Saudi, mereka dapat mendaftar sebagai jemaah haji domestik dengan membeli Mashaer Haji secara online melalui website resmi Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi atau melalui aplikasi Nusuk.

Setelah mendaftar sebagai jemaah, calon peserta haji harus memilih biro perjalanan haji dalam negeri Arab Saudi, yang disebut Syarikah Likhidmatil Hajj Al-Dakhili (Hamlah). Berikut adalah persyaratan pendaftaran haji domestik:

  1. Usia minimal 22 tahun dan maksimal 59 tahun.
  2. Memiliki Iqamah (Resident Permit) yang masih berlaku dan tidak pernah digunakan untuk berhaji dalam 5 tahun terakhir.
  3. Membeli Mashaer Haji secara online.
  4. Memenuhi syarat kesehatan.

Peserta haji domestik akan mendapatkan hak-hak berikut:

  1. Mendapatkan Tasreh Haji.
  2. Mendapatkan bimbingan manasik.
  3. Mendapatkan pelayanan akomodasi, konsumsi, dan kesehatan.
  4. Mendapatkan pelayanan transportasi.
  5. Mendapatkan identitas haji.
  6. Mendapatkan asuransi jiwa.

Peserta haji domestik memiliki kewajiban sebagai berikut:

  1. Mendaftar ke biro perjalanan haji Arab Saudi atau melalui aplikasi Nusuk.
  2. Membayar Mashaer melalui bank atau transfer ATM.
  3. Memenuhi persyaratan dan mematuhi ketentuan haji domestik Arab Saudi.

Keunggulan haji dakhili adalah sebagai berikut:

  1. Prosesnya cepat dan dilakukan secara online.
  2. Mendapatkan asuransi jiwa yang ditanggung oleh pemerintah Arab Saudi.
  3. Letak tenda yang strategis dan dekat dengan jalur transportasi untuk jamaah selama di Arofah, Mina, dan Muzdalifah.
  4. Tiket kereta high speed gratis selama di Arofah, Mina, dan Muzdalifah (7 dzulhijjah – 13 dzulhijjah).
  5. Hidangan makanan selama di Arofah, Mina, dan Muzdalifah dalam bentuk buffet.
  6. Fasilitas tenda haji domestik yang baik, dilengkapi dengan AC, toilet yang banyak, dan nyaman.

Berikut adalah panduan lengkap pendaftaran jemaah haji dakhili:

  1. Mengajukan permohonan Visa Amil (Muqeem).
  2. Memperoleh stamp visa untuk keberangkatan ke Arab Saudi.
  3. Mengurus asuransi dan Iqamah.
  4. Membeli simcard Mobily dan mendaftar akun Absher.
  5. Setelah akun Absher terdaftar, langkah selanjutnya adalah mendownload aplikasi Tawakkalna dan mencetak Iqamah/resident permit.
  6. Memasukkan nomor Iqamah, nomor HP (simcard Mobily), dan tahun lahir calon peserta di website: localhaj.haj.gov.sa (satu akun maksimal 14 peserta).
  7. Melakukan proses booking Mashaer yang tersedia sesuai dengan budget yang diinginkan (harga bervariasi).
  8. Setelah proses booking Mashaer selesai, calon jemaah akan menerima SMS konfirmasi tagihan dari Kementerian Haji dan Umrah Arab Saudi.
  9. Melakukan pembayaran penuh untuk Mashaer haji.
  10. Memeriksa reservasi (confirm/not confirm) melalui aplikasi Nusuk.
  11. Melakukan proses cetak Tasreh Haji melalui Absher.

Harga Mashaer bervariasi tergantung pada kuota yang tersedia dari Syarikah Penyelenggara Haji setempat. Pembahasan ini disampaikan dengan menggunakan gaya bahasa formal.


Share:

Keunggulan Haji Dakhili

  • Haji Kuota Domestik Resmi Haji Domestik adalah haji dalam negeri Arab Saudi yang mana para pesertanya adalah penduduk asli dan warga negara asing (ekspatriat) yang bermukim di Arab Saudi
  • Langsung Setiap Tahun Dari Aplikasi Resmi Nusuk
  • TANPA Spekulasi 
  • Rilis Sebelum Ramadhan Yang Artinya Jamaah Bisa Mendapatkan Kuota Haji Domestik Sebelum Ramadhan. Berbeda Dengan Furoda Yang Rilis Saat Bulan Dzulhijah Yang Berakibat Mahal
  • 100% RESMI KUOTA SAUDI ARABIA
  •  Bisa Dicek Langsung Dari Aplikasi Nusuk Pemerintah Saudi dan Dikeluarkan Kuota Haji Dakhili Sebelum Ramadhan
Share:

Tahalul

 


Tahallul adalah momen penting dalam ibadah haji yang terjadi pada tengah malam malam Nahr (malam 10 Dzulhijjah). Pada waktu ini, lima ibadah harus dilaksanakan:

  1. Melempar jumrah 'Aqobah (termasuk wajib haji).
  2. Menggundul atau memendekkan rambut (termasuk rukun haji).
  3. Thawaf ifadhah (termasuk rukun haji).
  4. Mabit di Muzdalifah (termasuk wajib haji).
  5. Menyembelih hewan kurban (termasuk sunnah bagi yang berhaji ifrad, sedangkan bagi yang berhaji tamattu' dan qiran termasuk wajib haji).


Kelima ibadah tersebut sebaiknya tidak ditunda dari hari Nahr (10 Dzulhijjah). Jika dua dari lima ibadah tersebut sudah dilakukan, maka sudah terjadi tahallul awal (tahallul asghar). Setelah tahallul awal, segala larangan yang berlaku saat ihram dihapuskan, kecuali untuk akad nikah, hubungan intim, dan cumbu rayu.


Tahallul Tsani (tahallul akbar) terjadi setelah melaksanakan thawaf ifadhah. Pada tahap ini, semua larangan yang berlaku selama ihram telah dicabut. Tahallul akbar akan terjadi setelah sai haji dilakukan setelah thawaf ifadhah, serta mencukur atau mencukur pendek rambut, dan melempar jumrah 'Aqobah.


Urutan yang disunnahkan adalah:

  1. Melempar jumrah 'Aqobah
  2. Menyembelih hewan kurban (nahr)
  3. Mencukur rambut (halq)
  4. Thawaf ifadhah.

Setelah tahallul akbar, disunnahkan untuk menggunakan wewangian dan berpakaian. Hubungan intim sebaiknya ditunda setelah hari Mina dan setelah tahallul akbar.


Referensi: Kitab Al-Imtaa’ bi Syarh Matan Abi Syujaa’ karya Syaikh Hisyam Al-Kaamil Haamid.

Share:

Sai Umroh Dan Haji


 

Sa'i merupakan salah satu rukun haji dan umrah. Rukun haji merupakan rangkaian amalan yang harus dilakukan dalam ibadah haji, dan tidak dapat diganti dengan amalan lain, walaupun dengan dam (denda). Oleh karena itu, setiap jemaah yang melaksanakan ibadah haji harus mengetahui tata cara pelaksanaan sa'i agar ibadah haji atau umrahnya sah.

Sa'i dilakukan dengan cara berjalan dan berlari-lari kecil dari Safa ke Marwah, tujuh kali bolak-balik. Dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di Marwah, dengan syarat dan cara-cara tertentu. Sebelum tahu lebih jauh soal sa'i dan tata cara melakukannya, tahukah kamu, bahwa ada cerita keimanan Siti Hajar di balik perintah melakukan sa'i?

Siti Hajar adalah istri dari Nabi Ibrahim AS. Kala itu, Ibrahim meninggalkan Siti Hajar untuk melaksanakan perintah Allah. Sepeninggal Ibrahim, putra Ibrahim dan Siti Hajar, menangis karena kehausan. Untuk mendapatkan air, Siti Hajar berjalan mencari sumber air. Namun, ia tak kunjung menemukannya. Siti Hajar tetap yakin bahwa Allah akan menolongnya. Ia berjalan bolak-balik antara Bukit Safa dan Marwa sebanyak 7 kali untuk mencari air. Pada perjalanan balik ketujuh kalinya, ia melihat pancaran air dari tanah yang terkena hentakan kaki Ismail. Kemudian, Siti Hajar mengumpulkan air itu, dan berteriak "Zamzam". Inilah yang kemudian kita kenal sebagai Air Zamzam saat ini. Tempat munculnya air ini berada di dekat lokasi Ka'bah.

Kini, Bukit Safa dan Marwa berada di dalam gedung yang menempel dengan lokasi Masjidil Haram. Namun, di kedua ujung jalan antara kedua bukit masih ada bagian yang mendaki dengan gundukan batu alam yang masih asli. Batu ini merupakan batu asli Bukit Safa dan Marwa yang masih dipertahankan.

 

Makna Sa'i

Sa'i artinya ‘’berjalan’’ atau ‘’berusaha’’. Dari kisah di atas, sa'i dilakukan untuk mengingatkan manusia agar selalu berusaha. Keyakinan Hajar akan mendapatkan pertolongan Allah bermakna bahwa kita tak boleh putus asa dalam menghadapi situasi apa pun.

Allah SWT berfirman, "'Siapakah yang memperkenankan (doa) orang yang dalam kesulitan apabila ia berdoa kepada-Nya, dan yang menghilangkan kesusahan serta yang menjadikan kamu sebagai khalifah di bumi? Apakah disamping Allah ada Tuhan yang lain?.'' Sungguh amat sedikit kamu mengingat-Nya.'' (QS An-Naml, 62).

 

Syarat Melakukan Sa'i

Menurut Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah Kementerian Agama, ada 4 syarat sa'i. Keempat syarat itu adalah:

1. Didahului dengan tawaf
2. Sa'i dilakukan dimulai dari Bukit Safa dan berakhir di Marwa
3. Melakukan 7 kali perjalanan dari Bukit Safa ke Bukit Marwa dan sebaliknya dihitung 1 kali perjalanan
4. Harus dilakukan di tempat sa'i

 

Tata Cara Sa'i

Seperti disebutkan di atas, sa'i dilakukan setelah melakukan tawaf. Setelah itu, lakukan tahapan ini sebagai bagian dari tata cara melakukan ibadah sa'i:

1. Menuju ke Bukit Safa untuk memulai sa'i
2. Mendaki Bukit Safa sambil berzikir dan berdoa ketika hendak mendaki bukit
3. Menghadap kiblat dengan berzikir dan berdoa setiba di atas Bukit Safa
4. Melakukan sa’i disunahkan dengan berjalan kaki bagi yang mampu, dan boleh menggunakan kursi roda atau skuter matik bagi yang udzur
5. Memulai perjalanan sa’i dari Buki Safa menuju Bukit Marwa dengan berzikir dan berdoa
6. Melakukan sa’i disunahkan suci dari hadats dan berturut-turut tujuh putaran. Namun, boleh diselingi jika akan melakukan shalat fardhu atau yang lainnya
7. Melakukan perjalanan dari Bukit Safa dan mengakhirinya di Bukit Marwa dalam 7 kali perjalanan
8. Perjalanan dari Safa ke Marwa dihitung satu kali perjalanan. Sebaliknya, perjalanan dari Marwa ke Safa juga dihitung sebagai satu kali perjalanan. Dengan demikian, hitungan ketujuh berakhir di Marwa
9. Bagi jemaah laki-laki, disunahkan untuk melakukan ar-raml (berlari-lari kecil) saat melintas di sepanjang lampu hijau. Sementara, jemaah perempuan cukup berjalan biasa
10. Membaca doa dan zikir di sepanjang perjalanan sa’i dari Safa ke Marwa dan dari Marwa ke Safa
11. Membaca doa dan zikir setiap kali mendaki Bukit Safa dan Bukit Marwa dari ketujuh perjalanan sa’i
12. Membaca doa di Marwa setelah selesai melaksanakan sa’i, dan tidak perlu shalat sunah setelah sa’i

 

Jarak dari Bukit Safa ke Marwa adalah sekitar 400 meter. Dengan demikian, total perjalanan sa'i ditempuh dalam jarak sekitar 3 kilometer. Setelah selesai melakukan sa'i, maka jemaah mencukur atau memotong rambutnya yang juga biasa disebut dengan tahallul. Selesainya sa'i yang diakhiri dengan tahallul menandai terpenuhinya pelaksanaan rukun haji dan umrah.

Share:

Macam Macam Thawaf

 


Thawaf menjadi penentu keabsahan ibadah, bahkan tidak bisa diganti dengan denda (dam) apabila jemaah haji atau umrah meninggalkan rukun ini.

Namun jemaah umrah dan haji perlu tahu, bahwa Thawaf terdiri dari 6 macam; Thawaf Qudum, Thawaf Ifadhah, Thawaf Wada', Thawaf Umrah, Thawaf Nadzar dan Thawaf Tathawwu'.

Berikut ulasan 6 macam Thawaf sebagaimana dikutip dari Ensiklopedia Fiqih Haji dan umrah:

1. Thawaf Qudum

Thawaf Qudum biasa juga disebut thawaf wurud atau Thawaf Tahiyyah. Karena Thawaf ini disyariatkan bagi orang yang datang dari luar Makkah sebagai penghormatan kepada Ka'bah. Thawaf ini juga disebut Thawaf Liqa'.

Menurut Ulama Hanafiyah, Syafi'iyah dan Hanabilah (Hanbali), hukum Thawaf Qudum adalah sunnah bagi orang yang mendatangi Makkah sebagai bentuk penghormatan kepada Baitullah.

Oleh karena itu, disunahkan Thawaf Qudum ini didahulukan, bukan diakhirkan.

2. Thawaf Ifadhah

Thawaf Ifadhah atau thawaf ziarah juga disebut thawaf fardhu, karena merupakan thawaf yang menjadi rukun haji dan telah disepakati oleh para ulama.

Thawaf ini tidak bisa digantikan. Setelah dari 'Arafah, mabit di Muzdalifah lalu ke Mina pada hari 'id, melempar jumrah, nahar (melakukan penyembelihan) dan menggunduli kepala, kemudian ke Mekah dan melakukan thawaf Ifadhah.

3. Thawaf Wada'

Thawaf Wada' biasa disebut pula Thawaf Shadr atau Thawaf Akhirul 'Ahd.

Menurut jumhur ulama, hukum Thawaf Wada' adalah wajib, kecuali madzhab Maliki yang menghukumi sunah.

Landasannya adalah hadis Ibnu Abbas,


أُمِرَ النَّاسُ أَنْ يَكُونَ آخِرُ عَهْدِهِمْ بِالْبَيْتِ , إلاَّ أَنَّهُ خُفِّفَ عَنْ الْمَرْأَةِ الْحَائِضِ .

"Orang-orang diperintahkan agar menjadikan akhir dari per jalanan haji mereka adalah thawaf di Ka'bah Baitullah. Namun perintah ini diringankan bagi para wanita yang sedang haid." (HR. Bukhari no. 1755 dan Muslim no. 132

4. Thawaf Umrah

Thawaf umrah merupakan salah satu rukun umrah.

5. Thawaf Nadzar

Hukumnya adalah wajib (bagi orang yang telah bernadzar) dan tidak dikhususkan pada waktu tertentu jika memang orang yang bernadzar tidak mengkhususkan waktu thawaf nya pada waktu tertentu.

6. Thawaf Tathawwu'

Thawaf Tathawwu' dapat dilakukan kapan saja, bahkan bisa pula dilaksanakan di waktu terlarang untuk shalat sebagaimana pendapat mayoritas Ulama. Namun yang perlu dicatat, thawaf ini tidak boleh dilakukan jika memang masih memiliki kewajiban lainnya.

Share:

Tata Cara Ihrom Umroh


 

Niat Ihram dan Bacaannya

Ihram adalah keadaan dimana seseorang telah menahan diri dari hal terlarang. Ketika memasuki kawasan Miqat, seorang muhrim sudah terlarang melakukan hal tertentu. Dalam keadaan ini, seseorang sudah harus mengenakan pakaian khas ibadah di Tanah Suci dengan didahului niat.

Banyak orang yang masih berpandangan bahwa niat ihram adalah saat akan mengenakan pakaian ihram saja. Padahal sebenarnya niat ihram adalah untuk melaksanakan ibadah di Baitullah baik haji maupun umroh. Memakai pakaiannya adalah satu bagiannya saja.

Namun kendati demikian, tentu seorang muhrim harus melafalkan doa sebagai representasi niatnya. Dan itu dilakukan ketika seseorang akan memakai baju ihram. Berikut adalah bacaan sebagai doa untuk berihram:

نَوَيْتُ الْحَجَّ والعُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهاَ لِلهِ تَعَالَى

Artinya, “Aku berniat melaksanakan haji dan umroh, dan aku berihram karena Allah Ta’ala”.

Niat akan lebih terasa ketika direpresentasikan dengan lisan dan disusul perbuatan. Dengan demikian, setelah berdoa seseorang harus segera mengenakan pakaian ihram. Namun tentu dengan tata cara tertentu. Sesuai dengan sunnah yang telah Rasulullah SAW contohkan.

Tata Cara Ihram Sesuai Sunnah

Islam telah memberikan pedoman dalam segala hal termasuk dalam berihram. Oleh karenanya, jamaah harus berpatokan pada pedoman tersebut. Berikut ini adalah tata cara berihram sesuai sunnah Rasulullah SAW:

1. Mandi

Seorang muslim baik laki-laki maupun perempuan disunnahkan mandi untuk ihram. Dan untuk perempuan baik dirinya dalam kondisi haidh maupun suci, tetap dianjurkan melakukannya.

Hal ini sesuai dengan sabda Nabi SAW:

“Lalu kami keluar bersama beliau SAW lalu ketika sampai di Dzul Hulaifah, Asma binti ‘Umais melahirkan Muhammad bin Abi Bakr. Lalu Asma mengutus seseorang untuk bertemu Rasulullah SAW, kemudian berkata : “Apa yang aku kerjakan?”, maka beliau SAW menjawab “ Mandilah dan beristighfarlah kemudian ihram”. (HR Muslim no. 2941)

Mandi merupakan langkah awal dalam tata cara ihram. Karena kebersihan dan kesucian adalah syarat semua ibadah. Selain terdapat syarat lain, kesucian merupakan syarat haji dan umroh yang tak boleh terlewatkan.

2. Memakai Wewangian

Sebagaimana melakukan ibadah yang lain, seseorang disunahkan memakai wangi-wangian untuk berihram. Hal ini sesuai dengan perkataan ‘Aisyah ra :
“Aku memakaikan wangi-wangian kepada Nabi untuk ihramnya sebelum berihram, dan halalnya sebelum thawaf di Ka’bah”. ( HR Bukhari no 1539)

Memakai wangi-wangian untuk ihram boleh ketika setelah selesai mandi. Namun, tidak mengapa jika memakainya sebelum melaksanakannya. Dengan catatan wanginya tidak hilang sampai selesai melaksankan ihram. Maka dari itu sebaiknya mengenakan wewangian yang paling wangi.

Terkait hal ini, ‘Aisyah ra berkata:

“Rasulullah SAW saat akan berihram memakai wewangian paling wangi yang beliau dapatkan. Kemudian aku melihat kilatan minyak di kepalanya dan jenggotnya setelah itu”. ( HR Muslim no. 2830)

Dari hadits ini dapat dipahami bahwa cara mengenakan wewangian saat melaksanakan ihram adalah menyemprotkan pada bagian tubuh. Oleh karenanya, ketika ada orang yang mengenakan pada pakaian, statusnya masih menjadi perdebatan.

3. Mengenakan Pakaian Ihram

Dalam memakai pakaian untuk haji dan umroh, tidak ada keharusan untuk menggunakan pakaian khusus. Namun tidak boleh adanya jahitan maupun aksesoris lainnya. Hal ini sebagaimana sabda beliau SAW:

“Hendaklah salah seorang diantara kalian berihram dengan menggunakan sarung dan selendang serta sepasang sandal” (HR Ahmad)

Selain itu diutamakan pakaian yang digunakan adalah yang berwarna putih. Dimana ketika menggunakan yang dianjurkan tentu lebih dekat pada kebaikan. Rasulullah SAW bersabda:

“Sebaik-baik pakaian kalian adalah yang berwarna putih. Maka kenakanlah dan kafanilah mayat kalian dengannya”. (HR Ahmad)

Imam Ibn Taimiyyah dalam kitab manasik menjelaskan, bahwa disunnahkan berihram dengan menggunakan dua kain bersih. Pakaian yang berwarna putih memang lebih utama, namun jika tidak ada boleh mengenakan yang berwarna-warni. Selama kain tersebut adalah kain yang dimubahkan.

4. Berihram Setelah Shalat

Untuk melaksanakan ihram disunnahkan setelah shalat fardhu selesai dilaksanakan. Hal itu sebagaimana sabda Rasulullah SAW:

“Lalu Rasulullah SAW shalat di masjid (Dzulhulifah) kemudian menunggangi Al Qaswa (unta kesayangannya). Ketika unta tersebut sampai di Al-Baida’ beliau berihram untuk haji”. (HR Muslim)

5. Berniat Melaksanakan Manasik

Disunnahkan untuk melaksanakan satu dari tiga manasik disertai dengan ucapan. Hal ini adalah bagi yang berihram dengan memiliki niat berhaji. Suatu ketika ‘Aisyah berkata:

“Kami keluar bersama Rasulullah SAW pada tahun haji wada’. Maka ada diantara kami yang berihram dengan umroh, ada yang berihram dengan haji dan umroh serta ada yang berihram dengan haji saja. Sedangkan Rasulullah SAW berihram dengan haji saja. Adapun yang berihram dengan umroh maka dia halal setelah datangnya. Dan yang berihram dengan haji atau yang menyempurnakan haji dan umroh maka tidak halal lepas dari ihramnya sampai dia berada di hari nahar”. (Muttafaq ‘alaih)

6. Melakukan Talbiyah

Tata cara ihram yang terakhir adalah seorang muhrim harus melaksanakan dan membaca talbiyah. Poin ini merupakan salah satu tata cara ihram yang tidak bisa ditinggalkan. Sedangkan awal membaca talbiyah dan akhirnya hingga saat ini masih menjadi perdebatan para ulama.

Namun yang menjadi catatan adalah tidak disyariatkan melakukan talbiyah secara berjamaah. Apalagi sampai melakukannya dengan dipimpin oleh seseorang. Namun tidak mengapa jika terjadi pelaksanaan talbiyah bersama-sama, dengan syarat bukan kesengajaan.n berihram karena Allah Ta'ala, aku penuhi panggilanMu ya Allah untuk berumrah."

3. Kalimat Persyaratan

Bila khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau penghalang lain maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat ihram di atas dengan membaca,

Artinya: "Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku,"

Dengan mengucapkan persyaratan ini, bila seseorang terhalang menyempurnakan manasiknya maka diperbolehkan bertahallul dan tidak wajib membayar dam.
4. Kalimat Talbiah

Selanjutnya, jemaah dapat memperbanyak kalimat talbiah sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi wanita hingga melihat Kakbah saat hendak memulai Tawaf. Berikut bacaan yang dimaksud,

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ

Bacaan latin: Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak.

Artinya: "Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,"
5. Masuk Masjidil Haram

Sebelum masuk ke kota Makkah, bila memungkinkan jemaah dianjurkan untuk mandi. Kemudian, masuk ke Masjidil Haram dengan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid

Baca artikel detikhikmah, "11 Tata Cara Umrah Sesuai Sunnah, Mulai dari Ihram hingga Tahallul" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6385674/11-tata-cara-umrah-sesuai-sunnah-mulai-dari-ihram-hingga-tahallul.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
11 Tata Cara Umrah Sesuai Sunnah
1. Persiapan Sebelum Ihram

Jika seorang hendak melaksanakan umrah, dianjurkan mempersiapkan diri sebelum berihram. Perisapan yang dimaksud adalah sebagaimana seorang yang mandi junub, memakai wangi-wangian terbaik khusus bagi laki-laki, dan memakai pakaian ihram.

Pakaian ihram bagi laki-laki berupa dua lembar kain ihram yang berfungsi sebagai sarung dan penutup pundak. Adapun bagi wanita memakai pakaian yang telah disyariatkan yang menutupi seluruh tubuhnya.
2. Berihram

Tata cara selanjutnya adalah berihram dari miqat untuk umrah dengan mengucapkan,

لَبَّيْكَ عُمْرَةً

Artinya: "Aku penuhi panggilanMu untuk menunaikan ibadah umrah,"

Atau berniat ihram dilakukan dengan membaca niat dalam hati maupun lisan dengan melafalkan bacaan berikut,

نَوَيْتُ العُمْرَةَ وَأَحْرَمْتُ بِهَا لِلهِ تَعَالَى لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ بعُمْرَة

Bacaan latin: Nawaitul 'umrata wa ahramtu bihi lillahi ta'ala labbaika Allahumma 'umratan.

Artinya: "Aku niat umrah dengan berihram karena Allah Ta'ala, aku penuhi panggilanMu ya Allah untuk berumrah."
3. Kalimat Persyaratan

Bila khawatir tidak dapat menyelesaikan umrah karena sakit atau penghalang lain maka dibolehkan mengucapkan persyaratan setelah mengucapkan kalimat ihram di atas dengan membaca,

Artinya: "Ya Allah, tempat tahallul di mana saja Engkau menahanku,"

Dengan mengucapkan persyaratan ini, bila seseorang terhalang menyempurnakan manasiknya maka diperbolehkan bertahallul dan tidak wajib membayar dam.
4. Kalimat Talbiah

Selanjutnya, jemaah dapat memperbanyak kalimat talbiah sambil mengeraskan suara bagi laki-laki dan lirih bagi wanita hingga melihat Kakbah saat hendak memulai Tawaf. Berikut bacaan yang dimaksud,

لَبَّيْكَ اللَّهُمَّ لَبَّيْكَ لَبَّيْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ لَبَّيْكَ إِنَّ الْحَمْدَ وَالنِّعْمَةَ لَكَ وَالْمُلْكَ لاَ شَرِيكَ لَكَ

Bacaan latin: Labbaik Allahumma labbaik. Labbaik laa syarika laka labbaik. Innal hamda wan ni'mata laka wal mulk laa syarika lak.

Artinya: "Ya Allah, aku memenuhi panggilan-Mu, Ya Allah aku memenuhi panggilan-Mu, tidak ada sekutu bagi-Mu, sesungguhnya pujian dan kenikmatan hanya milik-Mu, dan kerajaan hanyalah milik-Mu, tiada sekutu bagi-Mu,"
5. Masuk Masjidil Haram

Sebelum masuk ke kota Makkah, bila memungkinkan jemaah dianjurkan untuk mandi. Kemudian, masuk ke Masjidil Haram dengan kaki kanan sambil membaca doa masuk masjid

Baca artikel detikhikmah, "11 Tata Cara Umrah Sesuai Sunnah, Mulai dari Ihram hingga Tahallul" selengkapnya https://www.detik.com/hikmah/haji-dan-umrah/d-6385674/11-tata-cara-umrah-sesuai-sunnah-mulai-dari-ihram-hingga-tahallul.

Download Apps Detikcom Sekarang https://apps.detik.com/detik/
Share:

Syarat Dan Rukun Umroh

 


Tata cara umrah 

Mengenai tata cara umrah, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan. Pasalnya, dalam melakukan tata cara umrah, secara tidak langsung Anda juga melakukan ibadah sesuai dengan rukun umrah yang ada. Selain itu, wajib untuk tata cara umrah ini dilakukan secara berurutan. Berikut adalah runutan tata cara umrah yang perlu Anda pahami secara mendalam.

Dalam melakukan tata cara umrah, Kementerian Agama RI menerbitkan panduan terkait rukun umrah yang perlu Anda terapkan. Dalam panduan tata cara umrah tersebut dijelaskan terlebih dahulu mengenai syarat umrah.

Syarat umrah 

Dalam panduan tersebut ada 5 syarat umrah yang perlu dipenuhi terlebih dahulu sebelum Anda bisa mulai melaksanakan ibadah umrah

  • Islam
  • Baligh (dewasa)
  • Aqil (berakal sehat)
  • Merdeka (bukan hamba sahaya)
  • Istita’ah (mampu)

Rukun umrah

Setelah syarat umrah semua sudah dipastikan terpenuhi, selanjutnya ada rukun umrah yang perlu dijalani selama Anda melakukan ibadah umrah di tanah suci. Berikut selengkapnya: 

  1. Ihram (niat)

    Ihram termasuk ke dalam tata cara umrah yang harus dilakukan pertama kali sebelum melaksanakan rukun umrah selanjutnya. Menurut Buku Tuntunan Manasik Haji dan Umrah dari Kementerian Agama RI, jika diartikan secara istilah, ihram adalah niat masuk (mengerjakan) ibadah haji dan umrah dengan mengharamkan hal-hal yang dilarang selama berihram.

    Sederhananya, sebelum melaksanakan ibadah umrah, Anda terlebih dahulu mengawalinya dengan niat. Menggunakan pakaian ihram merupakan awal mulanya Anda melakukan niat untuk umrah. Saat berihram, Anda juga harus melafazkan niat untuk beribadah umrah yang dilakukan di Miqat, yaitu titik awal ibadah umrah.

    Saat hendak berihram, ada beberapa sunnah dalam tata cara umrah yang perlu Anda lakukan, di antaranya menyucikan diri dengan cara mandi dan berwudhu, memakai wangi-wangian, memotong kuku, merapikan jenggot, merapikan rambut ketiak dan rambut kemaluan, serta shalat sunnah ihram 2 rakaat. 

    Tata cara umrah yang perlu Anda lakukan selanjutnya yaitu membaca doa Talbiyah. Doa ini biasanya terus dilafalkan sejak melewati batas miqat hingga Anda sampai ke kota Mekkah. 

  2. Tawaf sebanyak 7 kali

    Tata cara umrah yang perlu Anda lakukan selanjutnya adalah tawaf. Tawaf merupakan kegiatan mengelilingi Ka’Bah sebanyak 7 kali putaran. Untuk memulai tawaf, Anda harus berdiri sejajar dan menghadap ke arah batu Hajar Aswad sambil mengucapkan takbir. 

    Setelah itu, alangkah baiknya Anda untuk bisa mengusap dan mencium batu Hajar Aswad. Namun, jika hal tersebut sulit dilakukan Anda cukup memberi isyarat berupa lambaian tangan saja. Lakukan hal tersebut setiap putaran tawaf yang Anda jalani.

    Dalam menjalankan tawaf, bisa memulai langkah secara pelan terlebih dahulu. Jangan terlalu terburu-buru atau mengikuti orang lain. Anda yang mengetahui kemampuan fisik dan kesehatan diri sendiri. Setelah terbiasa untuk putaran berikutnya Anda bisa mempercepat langkah seperti berjalan biasa. 

    Dalam setiap putaran tawaf, untuk jemaah laki-laki dianjurkan melakukan idhtiba atau meletakkan pertengahan kain ihram di bawah pundak kanan dan kedua ujungnya di atas pundak kiri sebagai bagian dari tata cara umrah.

    Setelah mencapai tawaf ketujuh dan mendekati Hajar Aswad, Anda perlu menutup pundak kanan dengan kain ihram dan berangkat menuju makam Nabi Ibrahim A.S. Sesampainya di makam Nabi Ibrahim A.S., Anda akan melafalkan doa sekaligus juga melakukan shalat sunah dua rakaat untuk menyempurnakan tata cara umrah di Tanah Suci.

  3. Turun melakukan Sa’i antara Shafa dan Marwah

    Setelah itu, tata cara umrah selanjutnya yang perlu dilakukan adalah melakukan sa’i. Sa’i merupakan kegiatan ibadah umrah dengan cara melakukan perjalanan dari bukit Shafa menuju bukit marwah. 

    Sesampainya di puncak bukit Shafa, tata cara umrah dilanjutkan mengarahkan tubuh dan pandangan ke arah Ka’Bah dengan mengumandangkan takbir sebanyak 3 kali serta berdoa serta berzikir.

    Untuk jemaah laki-laki dianjurkan untuk melakukan perjalanan dengan berlari kecil. Sedangkan untuk jemaah perempuan bisa berjalan kaki seperti biasa. Sesampainya di kaki bukit Marwah, naik ke atas dan kembali membaca doa dan takbir sambil menghadap ke Ka’bah. 

    Sa’i dilakukan selama 7 kali putaran. Pastikan Anda melakukan sa’i sesuai dengan kemampuan fisik yang Anda miliki agar mengurangi risiko cidera saat melakukan perjalanan.

  4. Mencukur rambut

    Tata cara umrah yang cukup umum diketahui lainnya adalah mencukur rambut. Untuk jemaah laki-laki, disunahkan untuk dicukur hingga gundul. Namun boleh juga untuk dipotong pendek yang diratakan mengikuti garis kepala. Sedangkan untuk peserta umrah perempuan, proses memotong rambut dilakukan dengan cara mengumpulkan sebagian rambutnya sebanyak seujung jari, lalu dipotong.

Proses pelaksanaan rukun umrah ini harus dilakukan secara berurutan, yakni mulai dari ihram, thawaf, sa’i, hingga bercukur. Jika salah satu rukun umrah tidak terpenuhi, maka ibadah umrah seseorang akan dianggap tidak sah. Dalam pelaksanaan ibadah umrah melakukan ihram dan miqat merupakan kewajiban yang perlu dipenuhi.

Jika tata cara umrah tersebut sudah dilakukan sesuai urutannya maka bisa dibilang ibadah umrah yang Anda lakukan sudah sah.

Share:


KOMUNITAS BISNIS POSITIF LINKAR BERDAYA SINERGI SUNNATULLOH DAN ENERGI QOLBU

BTemplates.com